Saya teringat syair Madura, yang semua anak bapak saya pasti hafal. Semenjak saya kecil, bapak selalu mengingatkan untuk berdoa sebelum tidur dan mengucapkan kalimat ini. Kalimat-kalimat dengan bahasa Madura yang tak saya mengerti. Tapi kalimat-kalimat ini sudah seperti doa juga sebelum tidur. Selalu dilafalkan. Namun semenjak berada jauh dari rumah, saya sering melupakannya. *saya sedih kebiasaan baik kenapa saya tinggalkan, sesekali saya ingat sesekali lupa.
Seperti apa syairnya? Dan apa artinya? Saya juga penasaran!
Semenjak kuliah di Madura, saya bertanya ke beberapa teman apa arti syair ini. Tapi tak ada yang mengerti. Ah, sepertinya saat itu pelafalan saya yang kurang benar. Nah, saat Ramadhan kemarin, biasanya setelah berbuka puasa kami satu keluarga berbincang-bincang sembil menunggu waktu Tarawih. Dan perbincangan saat itu adalah syair sebelum tidur! Ibu menjelaskan arti dari syair itu. *Sepertinya setiap kami bertanya, ibu selalu menjelaskan artinya, mungkin saya saja yang lupa atau mungkin hanya obrolan lewat bagi saya #ah saya menyesali hal itu saat tau artinya
Berikut adalah syair beserta artinya :
Illallah (LailahaillaAllah), banthal syahadat, sapo’iman, pajung Allah
Tiada Tuhan Selain Allah. Berbantalkan syahadat, berselimutkan iman dan berpayungkan Allah
Taretan Pa’empa’ ke lema’ bedhen
Saudaraku berempat, berlima denganku *kata ibuk, saudara berempat itu para malaikat, mulai dari yang mencatat amal baik dan buruk serta malaikat pencabut nyawa
Sengko’ tedhung ayo sandhingin
Aku mau tidur ayo temani aku
Malam ini saya jadi larut dalam kenangan menjelang tidur bersama Bapak dengan membaca syair ini keras-keras, ya itu dulu, saat saya kecil. Ah iya, saya ditinggal Bapak memang masih sangat kecil, baru lulus TK. Baru masuk SD tepatnya. *Semoga Allah menempatkan Bapak di Surga Nya :))
Saya beruntung ingatan itu kembali, karena banyak moment yang saya tak ingat. *tapi saya masih merasa syair itu kurang satu kalimat :(
Tiada Tuhan Selain Allah. Berbantalkan syahadat, berselimutkan iman dan berpayungkan Allah. Bapak mengajarkan bentuk kepasrahan paling tinggi dalam syair itu, Allah. Selain itu saya yakin Bapak menaruh harapan dan doa dalam syair tersebut, agar dalam setiap hari esok, dalam setiap langkah yang ditempuh sepanjang hidup anaknya, Allah selalu senantiasa melindungi anak-anaknya (kami), bahkan juga saat kami terlelap tidur.
Saya tak tahu menahu apakah syair itu mahsyur di Madura atau tidak. Toh beberapa teman saya tak mengerti artinya, ya sekali lagi mungkin karena pelafalan saya saat itu kurang tepat. Saya berharap jika ada yang tahu syair ini, mungkin bisa sharing dengan saya. Apakah penulisan saya sudah benar, apakah artinya sudah tepat. Saya sangat ingin mengetahuinya. Apalagi jika ternyata syair ini adalah penggalan syair lain yang lebih lengkap? Who’s know? :))
Info sangat menarik, sukses ya mas.. , Adrianne
BalasHapus