Kalimat tersebut sering kali terdengar. Dengan pencapaian-pencapaian saya saat ini yang mungkin mereka merasa begitu dengan mudahnya saya mendapatkannya. Padahal TIDAK. Sama sekali tidak mudah. Saya lulus 3,5 tahun tanpa mengeluarkan biaya SPP bahkan mendapatkan living cost setiap bulannya, lulus dengan mudah dengan prestasi yang baik, pernah ke berbagai tempat di Indonesia dengan gratis dan langsung bekerja di perusahaan yang hampir setiap anak muda ingin sekali bekerja disini. Banyak orang yang berfikir bahwa saya beruntung. Sekali lagi, kata itu seakan-akan meremehkan dan kurang tepat didengar. Seakan-akan itu semacam Hal Instan yang begitu mudah saya dapatkan. Why Stupid?
Saya yang salah berasumsi atau mereka yang menggunakan “nada” bicara kurang baik? *atau mungkin saya yang sensitif
Keberuntungan bagi saya adalah pencapaian dari usaha dan doa. Dan usaha untuk mencapai keberuntungan itu bukanlah suatu hal yang mudah. Setiap mereka bilang, “kamu beruntung ya..” saya dalam hati hanya meng-amin-kan. Meskipun nada mereka yang mengucapkan memang sedikit terkesan emm, meremehkan, tapi saya justru bahagia dan meng-amin-kannya. Kenapa? Karena Keberuntungan tak bisa diperoleh dengan usaha sendiri, doa sendiri, tapi juga doa orang lain :)) *berusaha positif
Terkadang kalimat “Kamu Beruntung ya..” juga berbahaya saat saya memaknainya bahwa usaha yang telah saya capai tidak sia-sia, saya telah beruntung mendapatkannya. Ini juga bisa jadi riya’ dan mungkin saya akan berhenti dan merasa puas. Ah, saat merasa hal ini terjadi, ini saya yang stupid.
Untuk menghindari semua hal itu. Sebagai seorang yang beragama ISLAM, saya tentu berusaha belajar mengaitkan semua yang saya alami dan akan saya alami dengan Yang Menciptakan saya. Dan dengan Manual Book yang diberikan Allah melalui Nabi Muhammad. Dan Yang namanya Orang Beruntung di dalam Al Qur’an itu ada banyak dan dengan sifat-sifat yang MasyaAllah sangat mulia. Saya belum mencapai ituuuu. *ah pengen teriak, malu banget sama Allah
Sifat apa saja coba yang menurut Allah orang itu beruntung? *ini hasil browsing di mbah Google
- Orang yang Selalu beramal ma’ruf dan nahi munkar [Q.S Ali Imron : 104]
- Orang mu’min yang selalu beramal saleh [Q.S Al Mukminun : 102-103 dan Q. S Al A’raf : 8]
- Orang yang mau berjihad dengan Jiwa dan Harta [Q.S At Taubah : 88]
- Orang yang mengikuti cahaya Al Qur’an [Q.S Al A’raf : 156-157]
- Orang yang mengikuti keputusan Rasulullah SAW *Allahumma shali alaih [Q.S An-Nur : 51]
- Orang yang berinfak [Q.S Ar Rum 38]
- Orang yang menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup [Q.S Luqman : 1-5]
- Tentara Allah [Q.S Al Mujadilah : 22]
- Orang yang terlindung dari Sifat Kikir [Q.S Al Hasyr : 9]
- Orang yang bertaubat [Q.S Al Qashash: 67]
- Orang yang bertaqwa [Q.S Al Baqarah : 1-5]
Nah, Orang yang beruntung menurut Allah adalah orang-orang yang seperti 11 point diatas. Bayangkan selama ini orang-orang mengatakan atau berpendapat saya beruntung, dan ternyata menurut Allah saya tidak beruntung? *Naudzubillah, Semoga saya menjadi hamba Allah yang benar-benar beruntung mendapatkan Surga Indah Nya kelak
Ngeri kan? Keberuntungan itu saya anggap sebagai hasil dari USAHA dan DOA. Dimana kita kudu selalu melakukan keduanya yang saya sebut dengan Preparation dan mulai mencari Opportunity untuk itu. Nah, berarti yang kudu saya lakukan sekarang ada preparation untuk jadi Hamba Allah yang Beruntung, yang masuk Surga kelak dengan mudah. Semua pasti berharap begitu kan? :)
Ya kalau aku pernah baca tulisan tentang kata beruntung.
BalasHapusAku mengartikan kata itu mengandung unsur kesiapan + kesempatan.
(Keberuntungan = Kesiapan + Kesempatan)
Selain itu, saat kali aku merasa beruntung berarti saat itulah doa Ibuku dikabulkan oleh Allah SWT.
Saya begitu menyukai artikel yang disajikan dalam blog ini,
BalasHapusSemoga sukses terus memberikan informasi bermanfaat utk semua orang.